Baskara Putra atau dengan nama panggung Hindia belakangan menjadi sorotan publik.
Pasalnya ia menyelipkan elemen dan simbol yang dianggap sebagai ritual sekte penyembah setan (satanic) dan illuminati.
Elemen dan simbol tersebut diduga diselipkan baik dalam lirik, aksi panggung hingga konsep pertunjukan musiknya.
Adapun konser Hindia itu sebenarnya sudah cukup lama terjadi, tepatnya digelar di Blue Valley House of Communion, Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Sabtu (30/9/2023) lalu.
Namun video yang merekam momen aksi panggung Hindia itu belakangan kembali mencuat dan jadi perbincangan publik. Pasalnya banyak elemen dan simbol dalam konser tersebut yang menjurus ke ritual dan ajaran sekte satanic.
Dalam potongan video itu terlihat di panggung ada patung yang berpose seperti Baphomet.
Baphomet adalah dewa yang digambarkan berkepala kambing dengan dua tanduk panjang, bertubuh manusia, bersayap malaikat, dengan pose dua jari mengarah ke langit, dan dua jadi di tangan lainnya mengarah ke bumi. Ini menjadi simbol khas aliran satanisme atau pemuja setan.
Bedanya, patung berpose Baphomet yang ditayangkan dalam LED di konser Hindia tidak memiliki kepala kambing, melainkan kepala manusia.
Tak hanya berpose seperti Baphomet, Hindia pun menutup mata dan meminta penonton serentak menutup mata juga saat lagu 'Matahari Tenggelam' dilantunkan. Kemudian, mereka diminta membuka penutup mata di tengah lagu.
Dalam lagu itu, ada lirik yang tak biasa yakni soal neraka. "Kudoakan kita semua masuk neraka," mengutip lirik lagu tersebut.
Tak hanya liriknya, suasana panggung pun disulap menjadi merah dengan penataan lampu sorot yang terkesan gersang dan panas layaknya neraka.
Penulis : Fajar Aqil Nursekha